Tuesday, October 10, 2006

Musik Pengantar

Kemarin saya menyadari betapa sepinya hari-hari tanpa musik. Jadi penasaran, berapa lamakah kita dapat bertahan hidup tanpa mendengarkan musik (termasuk bernyanyi-nyanyi sendiri di kamar mandi)? Atau, berapa hari sekalikah dosis terendah bagi kita untuk menikmati musik? (Artinya, kalau ditambah satu hari lagi tanpa musik, pasti ada sesuatu yang tidak beres terjadi dikarenakan otak kita agak gersang).

Seminggu terakhir, saya sanggup, dan bersedia, terlena mendengarkan swing jazz dan big bands. Beberapa hari sebelumnya, telingaku sempat rindu untuk dibelai oleh ejekan-ejekan dan sindiran-sindiran (meski tersamarkan dalam lagu cinta) Bob Dylan. Beberapa hari sebelumnya, terpaut rapat, hanya dipisahkan oleh matahari terbenam, seakan bioritme saya sedang berada dipuncak gelombangnya dan hanya dapat dipuaskan oleh Led Zeppelin, Pink Floyd, Bob Dylan versi konser atau dua album terakhir ("Time Out of Mind" dan "Love and Theft"). Anehnya, setelah periode swing, atau beberapa saat sebelum saya mulai tergoda untuk 'ganti aliran', saya merasa dapat menerima sedikit Andrea Boccelli. Sepanjang bulan ini, di lain pihak, satu-dua kali saya masih suka menyenandungkan "Summertime" versi Charlotte Church dalam filmnya "I'll Be There".

(O ya. Saat menulis ini, dini hari ini, sebenarnya saya sedang mendengarkan Alternative Rock. Staind, Muse, 30 Seconds To Mars, H.I.M., Dashboard Confessional, RHCP, Pearl Jam, Transplants)

Hmm. Hidup yang berisik, ya. Padahal saya masih jelas mengingat sekitar empat hari berturut-turut di kamar kos sempat tidak mendengarkan musik sama sekali (di tempat kerja mestinya musik pasti terdengar, tapi saat itupun begitu pulang kerja dan masuk rumah kos, serasa tiba-tiba menjadi senyap kembali). Dan, kalau tidak salah, empat hari itulah yang menumbuhkan sepercik pemikiran yang kemudian berkembang menjadi perenungan ini: berapa lamakah kamu dapat hidup tanpa musik dan tetap waras? Paling lama berapa hari?

3 Comments:

Blogger AmoS ..:: g ::.. said...

Salam Kenal Juga, maaf dulu... anda Pak, Bu, Mas, mbak, dik ato mbah ya... soalnya masih samar-samar. Salam dari Makassar. Nonton sleepers dimana ya ? Lupa...

Tuesday, 10 October, 2006  
Blogger Samalona said...

Memang ada bedanya?

Selamat datang, Amos.

Wednesday, 11 October, 2006  
Blogger AmoS ..:: g ::.. said...

Ya beda lah pak...
ntar salah-salah dibilang nglunjak hehehehe :P
Ia ada novelnya, tapi saya udah jarang baca novel model sekarang, lebih suka baca bukunya dumas ato mbah Jules Verne

Wednesday, 11 October, 2006  

Post a Comment

<< Home