Thursday, May 25, 2006

Hujan

Sekarang sore hari, menjelang akhir bulan Mei. Hujan gerimis. Sedikit lagi, kalau keadaan ini bertahan terus, maka terjadilah apa yang disebut "Hujan Bulan Juni". Itu judul kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono. Kubeli kira-kira sebulan yang lalu (atau dua bulan, ya?). Yang baru-baru ini kubeli adalah kaset berjudul "Rain Songs", berisi kumpulan lagu-lagu yang bercerita seputar hujan. Lagu pertamanya "I Wish It Would Rain Down", Phil Collins. Sementara itu, satu-dua minggu terakhir ini saya memuaskan telinga, memanjakan rasa, dengan mendengarkan "The Rain Song"-nya Led Zeppelin. Diputar ulang dan diputar ulang. Apakah ini kebetulan?

Di Samalona musim masih mengikuti jadwal yang kupelajari sewaktu di SD. Maret hujan tinggal satu dua. April tinggal suara derainya. Mei tinggal kenangan. Lalu September udara agak melembab. Oktober, biasanya mulai gerimis. Tapi, malam itu, antara September-Oktober, hujannya sebesar kerikil pantai yang berasal dari koral hancur. Sakitnya juga mestinya sama sakitnya kalau yang turun itu bukan air, tapi kerikil. Belum lagi angin yang menyertai. Saya berbicara dengan seorang teman kerja sambil berteriak.

Mungkin hujan itu bisa dianggap gangguan, tapi kami tidak pernah melewatkan satu kesempatan seperti ini di pulau yang air sumurnya payau. Berbasah-basah ria kami memenuhi ember-ember, mengosongkannya di tangki air, mengisi lagi, sampai tak ada tempat lagi kecuali ember-ember itu sendiri. Merepotkan? Mungkin saja. Saya tidak tahu. Tidak sempat berpikir sampai ke sana waktu itu. Dan saya menikmatinya. Malam yang akan saya kenang terus. Termasuk perasaan berdebar melihat bayang-bayang pohon-pohon seukuran pelukan enam orang dewasa melambai-lambai dalam hujan.

Pagi harinya kami menemukan salah satu pohon itu tumbang. Sukurlah tak ada penghuni pulau yang cedera.